Basis Data Kebijakan Pengelolaan Api
di Indonesia

Basis data akademis
tentang Pembakaran Lahan

Aksi Utama 1

Mengumpulkan kebijakan, laporan, dan dokumen terkait lainnya yang berkaitan dengan kebakaran

Aksi Utama 2

Membuat arsip database online mengenai peraturan terkait kebakaran di tingkat nasional, sub-nasional, dan lokal yang dapat dicari dan diakses

Copy-of-20230925_090536

FIRE PLAY

Sejak 2023

Asap tebal akibat kebakaran hutan seringkali mengaburkan narasi sebenarnya yang sedang terjadi. Proyek ini berfungsi sebagai upaya bersama untuk menghilangkan kabut asap dan mengungkap kisah-kisah serta inisiatif masyarakat dalam menanggapi krisis yang ada.

Cari Peraturan Apapun
Tentang HUTAN, KEBAKARAN, DEFORESTASI LAHAN, dan yang serupa di database kami.

Temukan peraturan komprehensif yang mengatur pengelolaan kebakaran dan hutan dalam basis data kami yang luas. Manfaatkan kemampuan penyaringan canggih untuk menemukan pedoman dan protokol yang tepat, memastikan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan spesifik Anda.

Provinsi

Artikel Kami
tentang Pembakaran Lahan

Berikut adalah paparan artikel yang kami unggah pada kanal ketiga dari akun resmi kami dan tulisan anggota kami.

Setelah lebih dari tiga tahun tampak bebas dari kobaran api, pada tahun 2023, kebakaran besar kembali bergolak di Indonesia. Kejadian kali ini menghanguskan setidaknya 1,16 juta Ha kawasan hutan yang sebagian besarnya terjadi di Kalimantan dan Sumatera. Meskipun ditengarai ‘lebih ringan’ dibandingkan bencana kebakaran sebelumnya pada tahun 2019 dan 2015, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2023 tetap berdampak besar secara kesehatan, ekonomi, dan ekologi bagi masyarakat di Indonesia dan negara-negara tetangga. Kebakaran dahsyat tersebut kemudian memicu kembali perdebatan yang, lagi-lagi, menyudutkan masyarakat adat dan praktik pertanian tradisional mereka secara tidak proporsional.

The fires in Central Kalimantan are real. In 2023, the fire engulfed around 1 million hectares. Since the late 1990s, the magnitude of forest fires and haze disasters have increased. The 2015 crisis, with 2.6 million hectares burned, was a significant event that urged the government to acknowledge and respond to these disasters. The fires destroy flora and fauna and impact people’s health, everyday life, and sense of self and community. Beyond those who are directly affected by the disaster, wider community engagement with these problems is limited. This is due not only to lack of media attention, but also to the nature of conventional news reporting in the ‘(c)old’ print and broadcast media, which tend to situate the fires in geographically and emotionally faraway places.

On 24 December 2023, Sri Mulyani, the Indonesian minister of finance looked optimistic. In her address to the high-level round table on the Voluntary Carbon Market (VCM) initiated by the COP28 Presidency and the Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), she conveyed that Indonesia had successfully contributed 15 per cent of the total Asian VCM. With a carbon offsetting transaction value amounting up to US$163 million for the period 2016 to 2020, and with 464,843 tonnes of CO2 sold at the Indonesian Carbon Exchange, she declared that the carbon market ‘shows a promising future potential.’